Senin, 03 Agustus 2009

Jeritan Sunyi!!!

Jeritan Sunyi !!! atau Silent Scream, mungkin hal itulah yang bisa kita gambarkan bagaimana bayi- bayi tak berdosa dengan paksa ditiadakan dari muka bumi. Yang lebih tragis mereka berusaha direnggut nyawa dari jasadnya ketika masih dalam rahim si ibu. Kita tentunya tidak bisa membayangkan bagaimana jika kita berada dalam posisi sang bayi. Ketika alat-alat aborsi datang menyerang, sang bayi berusaha sekuat tenaga untuk bisa bertahan. Namun apa daya, si bayi yang masih berupa janin hanya makhluk yang lemah dan tak kuasa menahan gempuran ganasnya alat-alat aborsi. Hingga ia pun tak berdaya dan kita sekarang hanya bisa menemukannya tergeletak di tempat sampah dalam keadaan yang menyedihkan.

Bila kita berbicara masalah kemanusiaan, kemanusiaan macam mana yang bisa kita utarakan. Disaat bayi-bayi tak berdosa dibunuh secara paksa tanpa rasa kemanusiaan. Padahal jika kita berpikir tentang kemanusiaan maka dimana kemanusiaan yang selama ini diagungkan?. Aborsi adalah pilihan bagi sang wanita, mungkin kita harus mengoreksi kata-kata ini. Jika saja wanita pelaku aborsi ini berpikir dan merenung sejenak bagaimana jadinya kalau mereka yang berada dalam posisi si bayi. Si bayi yang dipaksa harus menemui ajalnya sebelum bisa melihat dunia. Harusnya kita bisa merenungi hal ini.

Aborsi kian marak di Indonesia. Kira-kira sudah beberapa pekan ini kita sering mendengar banyaknya kasus aborsi yang berhasil terungkap. Bahkan yang lebih mengejutkan menurut data terakhir kasus aborsi di tahun 2008 telah terjadi 2,5 juta kasus aborsi di Indonesia. Dengan kata lain telah terjadi pembunuhan bayi-bayi tak berdosa sebanyak 2,5 juta jiwa. Data ini belum tentu termasuk beberapa kasus yang ternyata belum terungkap. Kita tentu patut prihatin akan maraknya aborsi di Indonesia yang notabenenya mayoritas muslim. Dari penelitian WHO diperkirakan 20-60 persen aborsi di Indonesia adalah aborsi disengaja (induced abortion). Penelitian di 10 kota besar dan enam kabupaten di Indonesia memperkirakan sekitar 2 juta kasus aborsi, 50 persennya terjadi di perkotaan. Kasus aborsi di perkotaan dilakukan secara diam-diam oleh tanaga kesehatan (70%), sedangkan di pedesaan dilakukan oleh dukun (84%). Klien aborsi terbanyak berada pada kisaran usia 20-29 tahun.(www.antaranews.com). Penelitian mutakhir dilakukan oleh Dr Rita Damayanti saat meraih program doktoralnya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Ia meneliti 8.941 pelajar dari 119 SMA atau yang sederajat di Jakarta, tahun 2007 lalu. Hasilnya, sekitar 5% pelajar telah melakukan perilaku seks pranikah. (idem)

Jika kita telusuri data tersebut mengarah pada usia produktif bahkan mengarah pada remaja, bahkan ada pula data yang menunjukkan bahwa 21% remaja SMA di Indonesia pernah melakukan aborsi. Bila data tersebut benar maka bisa dipastikan bahwa generasi Indonesia saat ini tengah terancam. Apa jadinya bangsa ini bila di pimpin orang-orang yang tak memiliki hati nurani. Tentunya bangsa ini akan mengalami lost generation. Masalah aborsi terutama yang banyak ditemukan sangat banyak dikalangan remaja. Lebih dalam masalah ini tak akan lepas dari begitu banyaknya budaya barat yang telah merasuk di kalangan masyarakat terutama remaja.

Budaya hedonisme, permisifisme, individualistis sangat marak terjadi sekarang. Budaya inilah yang secara tidak langsung telah merusak generasi masa depan kita. Hal ini tak lepas pula karena sistem sekulerisme yang secara tidak sadar menumbuhkan budaya-budaya racun di tengah masyarakat. Kasus aborsi mungkin hanya cabang dari masalah yang muncul di permukaan. Masih banyak kasus seperti maranya HIV/AIDS yang sekarang tengah pula menjamur. Permasalahan-parmasalahan cabang-cabang seperti ini memerlukan solusi tuntas dan fundamental. Tak sekedar hanya menebang cabang masalah tetapi, harus memangkas akar masalah itu yaitu munculnya sistem sekulerisme di tatanan kehidupan kita.

Selamatkan Generasi Muda dengan Syariah

Indonesia sebagai negeri mayoritas muslim terbesar di dunia harusnya berkacam melihat fenomena mengerikan saat ini. Dalam hal ini Islam dengan jelas telah mempunyai solusi mengatasi semua problematika umat, tak terkecuali masalah aborsi. Aborsi sendiri terjadi tak lepas dari pergaulan bebas yang merajalela. Pada dasarnya Islam sendiri jelas telah melarang adanya pembunuhan. Memang lebih baik mencegah daripada mengobati.

Allah SWT berfirman:

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isrâ (17): 32) .

Rasul saw bersabda, “Jika zina dan riba telah merajalela pada suatu desa, maka Allah mengizinkan kehancurannya.” (HR. Abu Ya’la).

Kita telah melihat bagaimana merebaknya aborsi dikalangan remaja salah satunya karena maraknya seks bebas di kalangan remaja. Diperlukan peran kontrol masyarakat, dan negara yang mampu untuk mengurusi urusan umat. Islam memberikan solusi luar biasa agar aborsi tidak sampai terjadi bahkan mencegah dari awal untuk terjadinya seks bebas baik di kalangan remaja. Mencabut akar sekulerisme yang menjerat masyarakat adalah solusi tuntas yang akan menyelamatkan bangsa ini, tentunya dengan menegakkan pilar-pilar agama kembali sebagai pengatur kehidupan.

Islam sebagai agama yang sempurna memandang masyarakat secara integral atau utuh, sehingga setiap urusan umat akan dilindungi oleh adanya penegakan hukum syara di tengah umat di tambah peran negara yang mengayomi dan melindungi generasi mudanya dari racun-racun sekularis hingga kasus seperti aborsi tidak akan terjadi. Kita lihat berbagai upaya dijalankan pemerintah sekarang belum mampu mengatasi berbagai permasalahan umat. Karena solusi yang diharapkan adalah solusi tuntas bukan sekedar solusi tambal sulam.

Ada apa Dengan Media Kita sekarang ???

. Memang banyak cara bisa dilakukan sekarang untuk mengemukakan pendapat kita salah satunya lewat media elektronik. Media elektronik memang tengah menjamur saat ini. Hal ini dikarenakan perkembangan IPTEK yang telah semakin maju sehingga menuntut peningkatan informasi dan media elektronik adalah salah satu media paling startegis saat ini. Melalui media elektronik berbagai informasi dapat lebih mudah tersampaikan kepada masyarakat khususnya masyarakat menengah ke atas. Sehingga jangan heran apabila berbagai peningkatan media informasi elektronik terus terjadi.

Keberadaan media elektronik sebagai media informasi telah banyak membantu masyarakat mengetahui beragam informasi. Namun ternyata tidak semua informasi yang dihadirkan oleh media elektronik bisa menjadi sarana pencerdasan masyrakat. Masih banyak kita temui tayangan-tayangan yang kurang bisa memberikan pencerdasan kepada masyarakat. Masih banyak pula beragam tayangan yang kurang mendidik bagi masyarakat, khususnya anak-anak. Teringat sekitar tahun 90an begitu beragam tayangan anak-anak yang memang khusus ditujukan bagi pemirsa anak-anak namun sekarang yang kita lihat hanya beberapa tayangan saja yang menampilkan tayangan seperti itu. Kebanyakan tayangan di media elektronik berkisar tayangan bagi orang dewasa yang kurang baik di saksikan anak-anak.

Adanya media elektronik harusnya bisa menjadi media pencerdasan masyarakat akan info-info terkini. Namun banyak berita maupun info yang kurang bisa dilihat secara lebih mendalam tentang keakuratan kebenarannya. Media elektronik khususnya sebenarnya berperan penting dalam menyampaikan info-info dan berita terbaik , jangan samapai info dan berita yang dikabarkan sarat dengan kepentingan pihak tertentu. Karena hal itu akan menimbulkan biasnya informasi kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang tanggap dan cerdas dalam menganalisa berita. Saat ini pun keberadaan media elektronik menjadi ajang komersialisasi berbagai macam acara dan fasilitas. Banyak berbagai acara dan fasilitas yang ditawarkan terkesan hanya menjual hiburan semata tanpa memikirkan aspek pendidikan yang harusnya bisa diberikan oleh tayangan tersebut, maraknya tayangan yang berbau kekerasan, percintaan, komedi bahkan tayangan yang bisa membuka aib orang lain dapat berdampak besar pada masyarakat. Masyarakat yang sering direcoki gaya hidup hedonisme oleh berbagai tayangan secara tidak langsung akan meniru keadaan yang ada dalam gaya hidup tersebut. Sehingga masyarakat dengan mudahnya dapat terjerumus ke arah yang kurang baik apabila tidak adanya filter yang baik.

Islam menberikan Solusi

Pemberian informasi yang tidak layak dan menjadi konsumsi publik sehari-hari dengan berbagai tayangan yang kurang mendidik dapat menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Apalagi tayangan media elektronik saat ini sangat kental dengan pengaruh budaya asing. Masyarakat dengan mudah mengikuti gaya hidup yang kurang pantas. Jika terus dibiarkan maka tatanan hidup masyarakat akan mengalami keretakan luar biasa akibat informasi yang kurang bermanfaat.

Dalam naungan sistem sekarang media hanya dijadikan alat komersil yang menghasilkan uang berbeda pengelolaanya dalam Islam. Islam memandang media khususnya media elektronik adalah suatu hasil kemajuan IPTEK yang mesti diarahkan untuk pencerdasan masyarakat. Banyak yang bisa dilakukan bagi pencerdasan masyarakat lewat media elektronik. Media elektronik dapat dijadikan sarana dakwah yang efektif menyentuh kalangan masyarakat menengah ke atas. Lewat media elektronik ini , Islam memandang perlunya menghadirkan tayangan yang mendidik bagi umat. Yaitu tayangan yang dapat memberikan teladan yang baik bagi umat khususnya anak-anak. Jauh dari kisah seputar percintaan belaka atau kekerasan. Islam mengatur bagaimana tayangan tersebut dapat dikonsumsi dengan baik oleh amasayarakat dan sarat nilai ketauladanan serta dakwah.

Hal ini tidak begitu saja sendiri berjalan, perlunya peran pemerintah yang memfasilitasi hal tersebut serta adanya dukungan masyarakat. Dalam sistem yang berjalan sekarang, pemerintah seakan tak bisa berbuat lebih banyak menyaring tayangan yang kurang mendidik. Malah kebanyakan memfasilitasi berbagai acara komersil yang dianggap menghasilkan dana atau uang komersil. Padahal belum tentu tayangan tersebut baik bagi untuk konsumsi publik bahkan mengandung unsur budaya asing. Islam memandang peran pemerintah yaitu negara sebagai filter utama yang melindungi umat dari berbagai dampak buruk budaya asing. Negara dan pemerintah harusnya tahu betul kriteria tayangan yang harusnya mendidik bagi masyarakat dan sarat dakwah. Pentingnya pula kontrol masyarakat yang ikut serta memperkokoh benteng kebaikan bagi umat. Sehingga kita tidak dengan mudahnya membiarkan generasi masa depan kita teracuni produk-produk komersil yang kuarang mendidik.

Minggu, 07 Juni 2009

Ummu Rabbah al bait

Wanita adalah makhluk agung yang luar biasa, ia diciptakan dengan peran yang luar biasa dalam kehidupan

Wanita adalah makhluk agung yang luar biasa, ia diciptakan dengan peran yang luar biasa dalam kehidupan. Ia mempunyai peran yang luar biasa sebagai partner laki-laki dalam kapasitasnya sebagai seorang manusia ciptaan Tuhan. Manusia sendiri diciptakan Tuhan tidak sekedar hanya berada di bumi untuk bersenang- senang atau menjalani kehidupan ini ala kadarnya tapi sebagai khalifah di muka bumi ini dan tujuan hidupnya tidak lain adalah beribadah kepada Allah SWT. Wanita dengan segala kesempurnaan penciptaannya di ciptakan pada dasarnya berbeda dengan laki-laki. Wanita dan laki-laki pada prinsipnya mempunyai fungsi masing-masing yang bisa saling mengisi satu sama lain.

Wanita memiliki peran sebagai rekan laki-laki dalam kehidupan ini. Salah satu peran wanita yang utama adalah perannya sebagai istri dan seorang ibu dalam rumah tangga suaminya. Perannya ini walaupun terlihat tidak nampak ke permukaan tetapi sesungguhnya peran wanita yang satu ini sangat menentukan masa depan generasi penerus umat. Wanita mempunyai peran sebagai pencetak dan pendidik pertama generasi umat ke depan. Apabila peran seorang wanita pada sektor ini dioptimalkan maka jangan heran apabila generasi muda yang diharapkan akan berkualitas. Wanita adalah makhluk Allah yang sangat tangguh. Ingatlah hadits Rasulullah yang artinya, “wanita adalah tiang negara, apabila dalam sebuah negara wanitanya baik, maka jayalah ia, namun apabila wanita di dalamnya buruk, maka hancurlah negara itu”. Ketangguhan seorang wanita telah dikatakan Rasulullah, bahkan Allah pun mengatakannya dalam Al-Qur’an, memuliakan kedudukan seorang ibu, yang juga seorang wanita. Masih kurang kah semua itu??? Sehingga masih ingin disamakan dengan pria. Tentu tidak, semua itu lebih dari cukup. Bukankah tak ada yang paling mulia, selain mulia dihadapan Allah dan RasulNya?.

Namun sayangnya banyak kalangan wanita yang tidak menyadari peran vitalnya pada sektor keluarga. Sekarang banyak wanita yang lebih memilih bekerja dan mengejar ketenaran dan prestasi karir mereka sendiri. Banyak pula kalangan wanita yang lebih mementingkan urusan bisnisnya ketimbang mengurus anak-anak dan rumah tangga mereka. Kita akan semakin sering melihat banyaknya generasi muda yang kehilangan kasih sayang ibunya. Maraknya tauran, pemakaian narkoba di kalangan remaja hingga pergaulan bebas, menunjukkan lemahnya peran orang tua khususnya seorang ibu, hingga penuntutan beberapa kalangan wanita agar kedudukannya di samakan dengan kaum pria.

Kita tentu tidak bias membiarkan hal ini terus terjadi, kita harus melihat akar permasalahan terjadinya hal ini, sistem kehidupan kita yang sekuleristik menjadi penyebab utamanya. Wanita menganggap bahwa perannya harus disejajarkan dengan laki-laki. Namun kita harus mencermati anggapan ini. Bahwa dengan meminta persamaan dengan kaum Adam berarti secara tidak langsung telah menghina kodrat wanita itu sendiri. Kenapa? Karena dengan meminta persamaan itu, berarti wanita telah memandang rendah status yang kini engkau jalani sebagai seorang wanita. Mereka memandang hina tugas dan kewajibanmu, sehingga mereka merasa semua itu tak pantas dijalani. Padahal tugas itu sangat berat, tugas yang belum tentu, atau bahkan tak akan pernah bisa diemban oleh pria.

Kesalahan berfikir seperti ini telah merasuk ke dalam pemikiran masyarakat sehingga menyebabkan munculnya isu kesetaraan gender yang terus diagung-agungkan oleh mereka padahal belum tentu hal tersebut bisa menyelesaikan permasalahan umat. Yang ada hanyalah menambah permasalahan umat.

Islam memberikan solusi yang tuntas akan masalah ini. Islam memandang penting peran seorang wanita sebagai tiangnya negara yaitu pencetak dan pendidik utama generasi umat selanjutnya. Optimalisasi peran ibu bagi seorang wanita adalah hal yang utama dan pertama. Negara haruslah menyediakan peran yang lebih mumpuni untuk tercetaknya generasi wanita seperti ini. Tanpa peran wanita seperti ini maka generasi muslim yang berkualitas tidak akan terbentuk. Islam memandang pula bahwa kedudukan antara wanita dan pria pada dasarnya sama di hadapan Allah SWT yang membedakan hanya ketakwaannya. Serta pada dasarnya tujuan diciptakannya wanita dan pria bukan untuk disejajarkan namun untuk saling mengisi sesuai fungsinya masing-masing yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Hal inilah yang harus disadari betul oleh para wanita di seluruh penjuru dunia.